DM Voice - Ujian Nasional (UN) untuk siswa kelas XII tingkat
SMAse-Indonesia berakhir pada hari Rabu, tanggal 16 april 2014 yang lalu. Bisa
dikatakan bahwa pelaksanaan UN tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya yang sempat
terkendala dengan keterlambatan pengiriman logistic soal ujian di beberapa
daerah di tanah air. Menteri pendidikan pun menegaskan dan menjamin tidak ada
kebocoran soal pada pelaksanaan UN tahun ini.
Namun, kesuksesan penyelenggaraan UN tidak saja hanya dilihat
dari aspek tersalurkannya distribusi soal dengan tepat waktu, serta klaim tidak
adanya soal yang bocor. Lebih dari itu, peran guru serta tim pengawas sebagai
fasilitator penyelenggaraan UN di sekolah, dan siswa sebagai lakon utama
penyelenggaraan UN turut menentukan kesuksesan dari aspek lain, yakni aspek
kejujuran.
Ujian nasional menjadi semacam ujian kejujuran bagi
semua komponen lembaga pendidikan, baik guru, siswa, karyawan sekolah dsb.
Tidaklah UN dikatakan sukses jika masih ada sekolah yang membiarkan para
siswanya melakukan Cheating di tengah proses menjawab soal-soal UN.
Tidaklah UN dikatakan sukses jika joki-joki UN masih berkeliaran memburu para
siswa butuh jasanya. Tidaklah UN dikatakan sukses jika guru dan karyawan masih
ada yang memfasilitasi kecurangan demi
para siswa sekolahnya bisa lulus UN 100%. Tidaklah UN
dikatakan sukses jika semua komponen lembaga pendidikan mengesampingkan
nilai-nilai kejujuran.
Kejujuran merupakan
perpaduan harmonis antara sikap kesadaran akan kebenaran yang berasal dari hati
nurani dan sikap tanggungjawab pada diri sendiri, sesama manusia, serta
tentunya kepada Allah Swt. Kejujuran dekat dengan ketakwaan. Dengan kejujuran,
seorang hamba Allah akan terlepas dari belenggu kepalsuan yang menggelincirkan,
serta kenikmatan semu yang memperdaya. Orang yang jujur dengan dibarengi ketakwaan,
insya Allah hidupnya nyaman dan hatinya tentram.
Kita tidak bisa
membayangkan bagaimana nasib bangsa ke depan, jika generasi pemimpin bangsa
sudah akrab dengan ketidakjujuran. Maka jelas, nilai-nilai kejujuran inilah yang harus ditanamkan pada diri setiap siswa,
secara khusus ketika mengerjakan soal UN. Hari ini menghasilkan hari esok. Jika
saat ini bibit-bibit pemimpin bangsa ini berbudaya untuk
jujur, maka insya Allah esok hari bangsa ini akan memanen bibit-bibit pemimpin
yang jujur pula. Namun, Jika hari ini mereka berbudaya untuk tidak jujur, maka jangan harap di masa yang akan datang budaya
korupsi bisa segera dikikis habis.
0 komentar